POTENSI WISATA DI GERBANG BULAENG
Oleh : Fitrah Dany
Komunitas Peduli Budaya Samawa
Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk mengajak semua kalangan yang ada di seluruh penjuru dunia untuk mengenal lebih jauh mengenai semua potensi yang ada di Tana Samawa termasuk potensi wisata lebih-lebih potensi yang ada pada "pintu gerbang Samawa (Desa Labuhan Mapin Kecamatan Alas Barat)". kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan demi kelengkapan tulisan ini serta menjadi bukti bahwa kita peduli terhadap potensi yang ada di tana Bulaeng ini. Selamat membaca, salam Budaya......
Desa Labuhan Mapin adalah salah satu
desa yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecematan Alas Barat Kabupaten
Sumbawa Besar Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Labuhan Mapin salah satu central
kegiatan perekonomian di sektor
perikanan yang sangat membantu perkembangan perekonomian di Kecamatan
Alas Barat dan Sumbawa pada umumnya. Dengan berbagai macam potensi yang ada
pada Labuhan Mapin menjadikan tempat ini berbeda dengan tempat-tempat lain yang
berada di kecamatan Alas Barat bahkan di Kabupaten Sumbawa. Lantas apa sih yang
membuatnya begitu berbeda? Jawabannya
adalah dengan hadirnya berbagai macam suku di tana Labuhan Mapin yang dalam
kehidupan sosial masyarakatnya sangat aman damai dan begitu bersahaja. Adanya
rasa trust (saling percaya) diantara
masyarakat setempat semakin mempererat jalinan persaudaraan yang ada di desa
yang saya sebut sebagai desa kulturasi budaya ini.
Selain dari keberagamana suku yang
unik itu, Sumber Daya Alam (SDA) yang terdapat di desa Labuhan Mapin membawa
harapan besar bagi siklus perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat setempat karena didukung oleh lokasi dari desa
Labuhan Mapin yang sangat strategis dan mampu dijangkau dari jalur darat maupun
laut. Ironisnya ketersediaan SDA ini tidak dibarengi dengan kelayakan
infrastruktur yang ada terutama infrastruktur jalan. Selain faktor
infrastruktur masih ada faktor lain lagi yang begitu vital jika tidak diperhatikan
dan akan membawa dampak yang kurang stabil bagi keberadaan sumber daya alam
yang berpotensi yakni Sumber Daya
manusia (SDM) masyarakat setempat.
Sedikit lebih spesifik kita
membicarakan potensi sumber daya Desa Labuhan Mapin dari berbagai aspek penting
yang berpotensi besar dalam kemajuan dan kesejahteraan maayarakat setempat.
Dari aspek budaya, desa Labuhan Mapin begitu unik karena terdiri dari beberapa
macam suku dan jelas akan terdapat juga beberapa macam budaya yang tumbuh dan
berkembang di desa Labuhan Mapin selain budaya asli “tuan rumah” yaitu budaya Samawa. Yang membuat desa Labuhan Mapin
semakin menarik adalah karena karakteristik dari berbagai macam suku tersebut
dapat dipadukan menjadi sebuah kolaborasi budaya yang begitu nyentrik dan asyik
serta mampu beradaptasi dengan budaya tuan rumah (baca.Samawa). Untuk diketahui suku yang mendiami Desa Labuhan
Mapin ada tiga suku yang memang sejak lama bermukim di desa Labuhan Mapin
selain suku asli Samawa yakni suku bira’/selayar. Suku ini kebanyakan berada di
wilayah Selatan pusat pemerintahan desa Labuhan Mapin dan mejadi akses perdana
jika berkunjung ke desa Labuhan Mapin. Mata pencaharian dari suku ini
bervariasi mulai dari bertani, wirausaha, bahkan tidak sedikit sebagai PNS.
Bergeser ke wilayah utara pusat
pemerintahan desa Labuhan Mapin, disana ada suku yang dikenal oleh segelintir
orang sebagai suku elit karena kebanyakan berprofesi sebagai kapten kapal (apa
mungkin nama populernya karena kurang paham). Selain itu suku ini juga yang
mayoritas masyarakatnya meiliki kapal bagang (sejenis kapal penangkap ikan yang
besar), tapi tidak sedikit juga yang berprofesi sebagai PNS yang bekerja di
berbagai macam instansi pemerintah. Nah, suku ini pasti sudah banyak dikenal
orang dengan pecinya yang terkenal dan biasa orang menyebutnya peci/songko Bone.
Suku Bugis namanya yang mana sampai saat ini peci khas Bone (Bugis) ini masih
ada di simpan oleh warga Bugis di Labuhan Mapin dengan bulu ekor kuda yang
menjadi bahan dari peci tersebut. Dan lain-lain masih banyak lagi kekhasan
serta keunikan tersendiri dari suku Bugis.
Di wilayah Barat Daya pusat
pemerintahan desa Labuhan Mapin yakni sebelah Barat suku Bugis, disana ada satu
lagi suku yang dikenal sebagai suku penakluk ombak/suku yang sangat kental dengan
laut yaitu suku Bajo. Suku Bajo ini mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
penyelam dan nelayan. Yang menarik
adalah bahwa salah satu penduduk suku Bajo yang pada zaman kerajaan Sumbawa
dulu dinobatkan oleh Sultan Sumbawa sebagai panglima perang yang ditugaskan
untuk menjaga wilayah perairan Sumbawa, panglima itu dikenal oleh masyarakat
Sumbawa dengan nama panglima Mayo.
Nah, uraian di atas sedikit mengulas
tentang beberapa suku yang mendiami desa Labuhan Mapin dengan keberagaman
profesi yang dimiliki oleh penduduk-penduduknya. Tidak hanya sampai disitu,
saya juga akan sedikit mengurai beberapa keindahan yang terdapat di desa wisata
Labuhan Mapin yang pada HUT NTB tahun
2011 lalu dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi NTB sebagai Desa wisata Bahari,
salah satunya panorama pesisir pantai desa Labuhan Mapin yang dapat memberikan sesuatu yang berbeda dengan
ke-natural-an yang disuguhkan. Kondisi
alam pesisir Labuhan Mapin memiliki cara tersendiri dalam menarik minat
sekaligus menghipnotis siapa pun yang menapakkan kakinya diatas pasir hitam
yang khas itu.
Dari dermaga Labuhan
Mapin yang
berjarak sekitar 30 Meter dari pemukiman warga suku Bajo dengan menggunakan
perahu nelayan, pengunjung bias menikmati keindahan laut sampai nantinya ke
salah satu gili yang memang masih sedikit orang mengenalnya, gili itu bernama
gili Kalong. Entah apa sejarahnya sehingga gili yang masih “perawan” ini diberi
nama gili kalong. Dan konon katanya di puncak gili terdapat makan tua (masih
butuh data yang lengkap untuk mengetahui siapa, kapan makam itu ada). Tidak
berbeda dengan gili lain yang ada di dunia, gili Kalong juga memiliki panorama
yang indah seperti butiran-butiran pasir putih yang halus dan indah. Yang lebih
menawan lagi dan mugkin jarang ditemukan di beberapa gili lain yang ada di NTB
yaitu panorama dasar lautnya dengan terumbu karang yang begitu indah dan belum
terjamah, ini salah satu gaya tarik yang di miliki gili kalong desa Labuhan
Mapin. Jadi jangan berpikir panjang lagi kalau ada waktu luang, singgahlah di
desa Labuhan Mapin maka semua uraian di atas dapat di uji kebenarannya.
*Semua keindahan dan akulturasi
budaya tersebut tidak akan bertahan sampai saat ini jika masyarakat setempat
kurang saling memahami dan menghormati. Mari kita jaga kasanah budaya Samawa yang
ada sehingga dunia pun tahu bahwa Samawa ini bukan hanya sekedar ada di dunia
ini tetapi Samawa mampu “menghipnotis” dunia dengan segala kekhasan, keindahan,
keberagaman yang ada di dalamnya.*
Salam Budaya…!!!
(Foto : Pencanangan Desa Wisata Bahari
Terpadu Desa Labuhan Mapin oleh Gubernur NTB Tanggal 18 Desember 2011)
0 komentar:
Posting Komentar